Rabu, 08 Agustus 2012
Sabtu, 04 Agustus 2012
RANGKUMAN
1. Tanah
sangat penting dalam menunjang kehidupan di muka bumi, karena sebagian besar
aktivitas
makhluk hidup dilakukan di atas permukaan tanah.
2. Komponen
tanah terdiri atas mineral tanah (pasir, debu dan liat), organik tanah (humus),
air
dan larutan tanah, atmosfer tanah, organisme tanah (jamur, ganggang,
cacing, protozoa).
3. Secara
garis besar pencemaran tanah dapat disebabkan oleh alam sendiri (misalnya
letusan
gunung) dan karena aktivitas manusia. Sedangkan sumber polutan yang
dapat
mencemari tanah antara lain berasal dari limbah rumah tangga, limbah
pertanian dan limbah
pertambangan.
4. Pencemaran
tanah dapat mengakibatkan tanah menjadi rusak dan menurunkan kualitas tanah itu
s endiri sehingga tanah tidak bisa memberikan daya dukung bagi kehidupan di
atasnya.
5. Usaha
penanggulangan pencemaran tanah antara lain:Dengan memisahkan
sampah, yaitu antara sampah organik dan sampah anorganik.
a.
Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
b. Mendaur ulang sampah yang tidak bisa terurai oleh
mikroorganisme, misalnya plastik, karet, kaca.
c. Menggunakan pupuk buatan sesuai dengan ketentuan atau
bahkan bisa mulai lagi menggunakan pupuk alami.
d.
Menggunakan
pestisida secukupnya.
Soal Evaluasi 1
Baca dan analisis artikel di bawah
ini kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
Cemari Lingkungan, Perusahaan “Furniture” Disemprit TKP2LH
Tim Koordinasi Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan Hidup (TKP2LH) Pemkot Denpasar memberikan peringatan keras kepada
pengelola Sumarni Art Shop Furniture. Pasalnya, aktivitas perusahaan furniture
yang berlokasi di Jalan Atena I Padangsambian Klod, Denpasar Barat ini terbukti
mencemari lingkungan, sehingga diprotes warga sekitarnya.
Selain memprotes suara bising dari
mesin-mesin pemotong kayu, limbah ak-tivitas perusahaan berupa serbuk yang
beterbangan ke mana-mana juga dikeluhkan warga.
Dihubungi Selasa (4/4) kemarin,
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Denpasar Ir. Ketut Suandi mengatakan
pihaknya sudah turun ke lapangan guna menindaklanjuti keluhan warga. Dalam
sidak yang dilakukan Selasa kemarin, aparat yang tergabung dalam TKP2LH memang
mendapati aktivitas perusahaan furniture itu tidak ramah lingkungan. Dikatakan,
tingkat kebisingan akibat raungan suara me-sin pemotong kayu yang dioperasikan
perusahaan itu mencapai 80 dB. Sementara tingkat kebisingan maksimal yang masih bisa
ditoleransi atau dinilai belum mence-mari lingkungan hanya 60 dB. Setelah
dilakukan pengecekan, tingkat kebisingan suara yang ditimbulkan mesin-mesin
yang dioperasikan perusahaan furniture itu me-lampaui standar baku mutu yang
diperbolehkan. “Selain itu, aktivitas
pemotongan kayu juga berlangsung di tempat terbuka sehingga serbuk-serbuk kayu
beterbangan ke mana-mana ditiup angin,” katanya. Ditambahkan, pihaknya sudah
meminta pe-ngelola perusahaan membangun ruangan kedap suara untuk
meminimalisasi tingkat kebisingan suara mesin itu. Yang bersangkutan juga diwajibkan
melangsungkan ak-tivitas perusahaan di ruang tertutup sehingga limbah aktivitas
berupa serbuk kayu itu tidak lagi mencemari lingkungan.
Dalam
sidak kemarin, TKP2LH juga menyasar Bali Hyatt yang berlokasi di Jalan Karang
Sari 88 Sanur, Denpasar Selatan. Menurut Suandi, pihaknya mendapat pengaduan
dari masyarakat yang mengeluhkan suara bising yang ditimbulkan genset
perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata itu. Setelah dicek aparat,
tingkat ke-bisingan suara genset yang ditempatkan di ruang terbuka itu ternyata
mencapai 90 dB atau jauh di atas standar baku mutu yang diperbolehkan. Agar
pencemaran suara yang mengganggu kenyamanan hidup warga sekitarnya itu tidak
terus berlanjut, pi-hak manajemen Bali Hyatt didesak menempatkan genset itu di
ruangan kedap suara.
Pada
kesempatan yang sama, TKP2LH juga menyidak sebuah perusahaan mi yang berlokasi
di Perumahan Prima Graha, Jalan Gunung Sari 16, Desa Pamogan, Denpasar Selatan.
Seorang warga sempat memprotes aktivitas perusahaan itu lanta-ran suara mesin pembuat
mi yang dioperasikannya dituding terlalu bising. Namun, hasil pengecekan aparat
TKP2LH menyatakan perusahaan itu belum bisa dikategori-kan mencemari
lingkungan. Sebab, tingkat kebisingan suara yang ditimbulkan mesin itu hanya 40
dB atau masih berada di bawah standar
baku yang dipersyaratkan. Be-gitu pula, aktivitas perusahaan itu tidak
menghasilkan limbah yang potensial mence-mari lingkungan (Sumber: Jawa Post, 5
April 2006)
Kerjakan
soal-soal di bawah ini dengan baik dan cermat!
1.
Dari manakah asal suara yang dikeluhkan warga mengganggu
ketenangan mereka?
…………………………………………………………………………………………
2.
Termasuk kebisingan jenis apa suara tersebut? Mengapa demikian?
…………………………………………………………………………………………
3. Apakah
semua suara yang dikeluhkan warga tersebut termasuk mencemari lingkungan?
Mengapa?
…………………………………………………………………………………………
Apa yang
dimaksud dengan bunyi/suara?
…………………………………………………………………………………………
Soal Evaluasi 2
1. Diketahui suatu mesin pabrik pada suatu tempat
mengeluarkan suara dengan tegangan sebesar 40.000 Hz.
a.
Hitunglah intensitas suara yang dihasilkan pabrik
tersebut!
………………………………………………………………………………………
b.
Berdasarkan perhitungan di atas, termasuk tingkat
kebisingan yang mana suara pabrik tersebut?
………………………………………………………………………………………
2.
Benda yang bagaimana yang dapat menimbulkan pencemaran
suara? Beri contohnya!
…………………………………………………………………………………………
3.
Dampak apa saja yang dapat ditimbulkan kebisingan bagi
manusia?
…………………………………………………………………………………………
RANGKUMAN
1. Kebisingan
adalah bunyi/suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia.
2. Frekuensi
adalah jumlah getaran per detik (Hz), sedangkan intensitas adalah perbandingan
tegangan suara yang datang dan tegangan suara standar yang dapat didengar oleh
manusia
normal pada frekuensi 1000 Hz, intensitas dinyatakan dengan satuan
decibel (dB).
3. Menurut
asal sumber, kebisingan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang datangnya
tidak secara terus-menerus, akan tetapi sepotong-potong. Contohnya: kebisingan yang datangnya
dari suara palu yang dipukulkan.
b. Kebisingan
kontinyu, yaitu kebisingan yang datang secara terus-menerus dalam waktu yang
cukup lama. Contohnya: kebisingan yang datang dari suara mesin yang
dijalankan (dihidupkan).
c. Kebisingan semi kontinyu, yaitu kebisingan kontinyu yang
hanya sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi. Contohnya: suara mobil atau pesawat
terbang yang lewat.
4. Dampak-dampak
kebisingan antara lain:
a. Dampak kebisingan pada manusia, antara lain dampak fisik
(seperti gangguan pada indera pendengaran yang bisa menimbulkan ketulian dan
rusaknya alat pendengaran) dampak fisiologis (seperti tekanan darah meningkat,
sakit kepala), dan dampak psikologis (gangguan emosional seperti kejengkelan,
kebingungan, gangguan tidur atau istirahat).
b. Dampak kebisingan pada lingkungan, antara lain gangguan
komunikasi dalam pembicaraan, gangguan pada konsentrasi dan daya kerja
seseorang, gangguan ketenangan hidup di masyarakat.
5. Usaha-usaha
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran suara antara lain:
a. Pengurangan kebisingan pada sumbernya
b. Penempatan penghalang pada jalan transmisi
c. Pemakaian sumbat atau tutup telinga
Lembar Kerja Siswa 2
Baca dan analisis artikel di bawah
ini kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Pencemaran Suara Di Laut
Pencemaran suara di laut atau disebut
juga kebisingan laut merupakan salah satu isu yang cukup menarik dalam beberapa
tahun ini. Studi mengenai dampak pencemaran suara di laut menghasilkan beberapa
kesimpulan yang cu-kup menarik, di antaranya yaitu dampak bising laut ini
terutama terhadap mama-lia laut. Tidak banyak orang mengetahui bahwa ternyata
pencemaran suara di laut juga memberikan dampak berarti terhadap mamalia laut
serta makhluk hidup lainnya di laut. Karena diketahui mamalia laut menggunakan
suara sebagai alat komunikasi serta untuk kewaspadaan dalam mengenali
lingkungan.
Ada beberapa
kejadian menarik mengenai pengaruh kebisingan laut ini terhadap mamalia laut.
Seperti misalnya yang terjadi di laut Bahamas pada tahun 2000, di mana
ditemukan paus yang terdampar dan diduga penyebabnya akibat pengaruh suara
sonar yang digunakan oleh Angkatan Laut Amerika. Akibat sensitivitas yang
dimiliki makhluk ini, maka terdapat batas toleransi terhadap frekuensi tertentu
suara yang masih dapat dianggap tidak mengganggu. Apabila kemudian suara itu
memiliki frekuensi di luar batas toleransi maka dapat menim-bulkan gangguan.
Sebelum tahun
1950 diperkirakan level pencemaran suara di laut belum-lah terlalu tinggi.
Ikan-ikan paus dan anjing laut di lautan dapat berkomunikasi dengan lancar
menggunakan sonar. Selain sebagai alat komunikasi mamalia laut juga menggunakan
suara sebagai alat untuk menarik perhatian mangsa. Namun pada penelitian sejak
selang tahun 1950-1975 ternyata telah terjadi kenaikan level sebesar 10 dB yang
sebelumnya dalam kurun 150 tahun aktivitas manusia di laut berpengaruh sedikit
terhadap polusi suara di lautan. 10dB merupakan angka yang cukup signifikan
dalam menimbulkan pencemaran suara di lautan. Suara juga merambat lebih cepat
dan lebih jauh di dalam air dibanding di udara. Intensitas tinggi suara di
lautan juga tidak berkurang dalam ratusan mil.
Sumber-sumber
yang potensial bagi pencemaran suara di laut antara lain sumber alami (misalnya proses fisika seperti aktivitas tektonik,
gunung berapi, gempa bumi, angin, dan proses biologi seperti suara mamalia laut
dan ikan), lalu lintas kapal, eksplorasi dan eksploitasi gas dan minyak
bumi, kegiatan militer.
Mamalia laut
merupakan bagian dari ekosistem laut yang perlu dilindungi. Polusi suara di
laut ternyata berdampak cukup besar bagi mamalia laut bahkan juga bagi makhluk
laut lainnya. Dampak kebisingan suara di laut pada mamalia lautan antara lain
menyebabkan gangguan pendengaran permanen atau sementara, perubahan perilaku,
peka terhadap suara (Sumber: http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=142, diakses
tanggal 5 April 2006).
Gambar
4. 6 Pencemaran Suara di Laut Gambar
4. 7 Pencemaran Suara di Laut
Gambar 4. 8 Pencemaran Suara di Darat dan di
Laut
Berdasarkan
artikel dan gambar di atas jawablah pertanyaan berikut!
1.
Sebutkan
sumber-sumber pencemaran suara di laut?
…………………………………………………………………………………………
2.
Suara oleh mamalia laut terutama digunakan untuk apa
saja?
…………………………………………………………………………………………
Suara
dengan intensitas 10dB belum dianggap suatu kebisingan bila terjadi di darat.
Sebaliknya, hal tersebut sudah dianggap sebagai suatu pencemaran suara bila
terjadi di laut. Mengapa
demikian?
…………………………………………………………………………………………
4.1 Kebisingan dan Unsur Suara
Suara-suara yang bunyinya sangat keras
merupakan gangguan bagi lingkungan yang dirasakan sebagai kebisingan sehingga
mengganggu ketenangan hidup. Kebisingan adalah bunyi/suara yang dapat mengganggu dan
merusak pendengaran manusia. Menurut teori Fisika, bunyi/suara adalah
rangsangan yang diterima oleh syaraf pendengaran yang berasal dari suatu sumber
bunyi. Apabila syaraf pendengaran tidak menghendaki rangsangan tersebut maka
bunyi tersebut dinamakan sebagai suatu kebisingan.
Untuk
menentukan kualitas suatu bunyi/suara haruslah diketahui frekuensi dan
intensitas dari suara tersebut. Frekuensi adalah jumlah getaran per detik, yang
dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz), sedangkan intensitas adalah perbandingan
tegangan suara yang datang dan tegangan suara standar yang dapat didengar oleh
manusia normal pada frekuensi 1000 Hz, intensitas dinyatakan dengan satuan
decibel (dB).
4.2 Sumber Pencemaran Suara
Semua benda yang
dapat menimbulkan suara bisa menjadi sumber pencemaran suara. Suara dari
benda-benda tersebut mempunyai intensitas yang berbeda, misalnya suara mesin
industri, kendaraan bermotor dan pesawat terbang mempunyai intensitas lebih
tinggi dibandingkan suara percakapan, suara radio. Suara dengan intensitas
tinggi akan menimbulkan kebisingan yang tinggi, demikian pula sebaliknya.
Gambar 4.2 Pesawat Terbang Dapat Menyebabkan Pencemaran Suara
Gambar
4. 3 Penyebab Pencemaran Suara Gambar 4. 4 Penyebab Pencemaran Suara
Menurut asal
sumber, kebisingan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1.
Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang datangnya
tidak secara terus-menerus, akan tetapi sepotong-potong. Contohnya: kebisingan yang datangnya
dari suara palu yang dipukulkan.
2.
Kebisingan
kontinyu, yaitu kebisingan yang datang secara terus-menerus dalam waktu yang
cukup lama. Contohnya: kebisingan yang datang dari suara mesin yang
dijalankan (dihidupkan).
3.
Kebisingan semi kontinyu, yaitu kebisingan kontinyu yang
hanya sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi. Contohnya: suara mobil atau pesawat
terbang yang lewat.
Tingkat kebisingan dapat dibagi berdasarkan
intensitas yang diukur seperti tercantum pada Tabel 4.1
Tingkat Kebisingan |
Db
|
Keterangan |
|
0
|
Batas ambang dengar
|
Amat sangat tenang
|
10
|
Suara daun bergesek
|
Sangat tenang
|
20
|
Suara radio
|
Tenang I
|
30
|
Ruang perpustakaan
|
Tenang II
|
40
|
Rumah tinggal
|
Sedang
|
50
|
Ruang kantor, lalu lintas
|
Kuat I (awal kebisingan)
|
60
|
Ruang berpendingin, percakapan kuat,
radio keras
|
Kuat II (bising)
|
70
|
Pasar, jalan
ramai, kantor gaduh
|
Sangat bising
|
80
|
Suasana pabrik, bunyi peluit polisi
|
Amat sangat bising
|
90
|
Suara mesin diesel
|
Menulikan
|
100
|
Pesawat jet
|
Sangat menulikan
|
110
|
Suara meriam
|
Amat sangat menulikan (hindari)
|
120
|
Suara
halilintar, klakson mobil dekat
|
|
> 120
|
Suara mesin roket
|
(Sumber: Wardhana, 2001:64)
4.3 Dampak Pencemaran Suara
Telinga manusia
bisa mendengar suara dengan frekuensi antara 16-20.000 Hz dengan sensitivitas
yang berbeda-beda. Apabila suatu suara mengganggu orang yang sedang membaca
atau mendengarkan musik, maka suara itu adalah kebisingan bagi orang itu
meskipun orang-orang lain mungkin tidak terganggu oleh suara tersebut. Dampak-dampak kebisingan antara lain:
1.
Dampak kebisingan pada manusia, antara lain:
a.
Dampak fisik, yaitu dampak pada tubuh. Contohnya gangguan
pada indera pendengaran yang bisa menimbulkan ketulian dan rusaknya alat
pendengaran. Dampak
fisiologis seperti tekanan darah meningkat, sakit kepala.
b.
Dampak
psikologis, yaitu dampak pada kejiwaan. Contohnya gangguan emosional seperti
kejengkelan, kebingungan, gangguan tidur atau istirahat.
2.
Dampak kebisingan pada lingkungan, antara lain:
a.
Gangguan
komunikasi dalam pembicaraan.
b.
Gangguan pada konsentrasi dan daya kerja seseorang
c.
Gangguan
ketenangan hidup di masyarakat
4.4 Usaha Penanggulangan
Karena
kebisingan mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap lingkungan, termasuk
manusia, maka perlu dilakukan usaha-usaha penanggulangan dan pengendalian
kebisingan agar tidak mengganggu lagi.
Usaha-usaha
yang dapat dilakukan antara lain:
a.
Pengurangan
kebisingan pada sumbernya
Hal
ini bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat peredam suara pada alat yang
menimbulkan kebisingan.
b.
Penempatan
penghalang pada jalan transmisi
Usaha
ini dilakukan dengan jalan mengadakan isolasi ruangan atau alat-alat penyebab
kebisingan dengan jalan menempatkan bahan-bahan yang mampu menyerap suara
sehingga suara-suara yang keluar tidak lagi merupakan gangguan bagi lingkungan.
c.
Pemakaian
sumbat atau tutup telinga
Cara ini
terutama dianjurkan kepada orang-orang yang berada di sekitar sumber kebisingan
yang tidak dapat dikendalikan, seperti akibat ledakan. Alat penutup telinga
bisa mengurangi intensitas kebisingan kurang lebih 25 dB. Selain itu,
orang-orang yang bekerja di ruangan dengan kebisingan di atas 100 dB diharuskan
memakai tutup telinga.
Lembar Kerja Siswa 1
1.
Pernahkah kamu pergi berjalan-jalan ke pasar? Bagaimana suasana pasar tersebut?
…………………………………………………………………………………………
2.
Pernahkah kamu berjalan-jalan ke pegunungan atau daerah
dataran tinggi? Bagaimana
suasana di daerah tersebut?
…………………………………………………………………………………………
3.
Perbedaan
apa yang dapat kamu rasakan dari suasana kedua daerah tersebut?
…………………………………………………………………………………………
4.
Apa
penyebabnya?
…………………………………………………………………………………………
5.
Hal-hal apa saja yang ada di pasar tersebut yang dapat
menimbulkan kebisingan? (minimal
4)
…………………………………………………………………………………………
Setelah
mempelajari sub pokok bahasan pencemaran tanah diharapkan siswa mempunyai:
A. Standar Kompetensi
Memahami polusi dan dampaknya pada
manusia dan lingkungannya.
B. Indikator Kompetensi
1. Dapat menyebutkan pengertian kebisingan dan unsur suara.
2.
Dapat mengidentifikasi sumber pencemaran suara dan
menjelaskan dampak yang
ditimbulkannya.
3. Dapat menjelaskan cara menanggulangi pencemaran suara.
Gambar 4. 1 Suara Mobil Mengakibatkan Kebisingan
Gambar 4. 1 Suara Mobil Mengakibatkan Kebisingan
Salah
satu cara makhluk hidup berkomunikasi dengan sesama jenisnya yaitu dengan
mengeluarkan suara/bunyi. Manusia berkomunikasi dengan sesamanya dengan berbicara,
hewan juga mengeluarkan suara untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Selain
makhluk hidup, ada benda-benda lain yang dapat menimbulkan suara bila kita
melakukan sesuatu terhadap benda tersebut misalnya dengan memukul benda
tersebut. Semua itu adalah hal yang selalu kita temui sehari-hari.
Langganan:
Postingan (Atom)